Mengembangkan Kreativitas Anak MDVI dengan Pemanfaatan Bahan Daur Ulang
6 November 2021

Oleh : Rena Meilani,S.Pd (Guru SLBN Banda Aceh)
Peserta didik MDVI merupakan anak-anak dengan gangguan penglihatan yang disertai Hambatan lainnya atau sering di sebut juga anak-anak dengan gangguan hambatan majemuk. Mereka selalu dipercayai tidak dapat melakukan apapun, tidak dapat berkembang dari segi interaksi dan komunikiasi serta untuk melakukan hal-hal yang menyangkut kehidupannya. Selalu saja membutuhkan bantuan arang-orang di sekitarnya, baik itu anggota keluarganya terutama ibunya atau bahkan pengasuhnya. Ada banyak anak-anak dengan gangguan majemuk seperti ini terbiarkan dengan dunia sendirinya. Selalu diberikan bantuan penuh untuk melakukan apapun.
Benarkah anak-anak dengan hambatan majemuk ini tidak dapat berkembang? Tentu tidak. Berbekal Pelatihan /Diklat pengembangan kompetensi bagi guru-guru SLB bersama p4tk dan TK PLB telah memberikan jalan keluar bagi saya (khususnya) untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada rentang waktu agustus 2019 bagaimana Metode Hand Under Hand dapat menghantarkan peserta didik MDVI di kelas saya dapat melakukan rangkaian kegiatan sampai menghasilkan karya dan benilai jual.
Karya-karya tersebut adalah hasil yang sangat unik untuk di pasarkan. Bagi orang awam melakukan kegiatan ini sangatlah tidak mungkin, nyatanya peserta didik saya mampu membuatnya. Membuat pot bunga mini dari bahan semen (putih atau semen biasa). Untuk menuai kesuksesan perlu dilakukan sesuai dengan tahapan atau langkah kerja yang terarah. Mulai dari membuat rancangan produk, menyusun kalender, menggunakan metode hand under hand untuk membuat peserta didik mampu melakukannya dengan sangat luar biasa. Alat dan bahan yang dimodifikasi serta bahan-bahan yang ada disekitarnya dapat dimanfaatkan.
Seperti saat mempersiapkan bahan peserta didik akan mengumpulkan wadah plastic bekas juice, kemudian bagaimana menggunakan cutter untuk memotong wahad saat semen sudah mengeras, bagaimana menggunakan modifikasi peralatan yang memudahkan peserta didik untuk melakukannya. Bagaimana saat peserta didik melakukan tahapan pertama yaitu mengaduk semen, mencampurkan dengan air dan menuangkan adonan ke dalam gelas palstik, menunggui hingga 3 hari, lalu melakukan proses mengecat dan memberikan pola-pola menarik dengan menggunakan bahan-bahan di sekitarnya, ada kuas, ada dedaunan, ada kentang yang dijadikan pola tertentu sehingga memberikan hasil yang luar biasa. Setelahnya peserta didik juga dapat melakukan pengemasan yang baik untuk meningkatkan nilai hasil karya sehingga mendapat respon secara ekonomis di lingkungan masyarakat sekitar.
|
![]() Saat Wawa Menjual Produk |
![]() Beberapa Hasil Karya Pola Pelepah Pisang |
![]() Motif Daun yang telah di packing |
![]() Motif kemerdekan Corak Daun Merah |
![]() Terjual setelah di packing |
Artikel Lainnya

“Temu Sapa BBGP Jawa Barat dengan Komunitas Belajar di Wilayah Kab. Sumedang”
Sumedang (31/10) – “Sumedang.. Simpati! Jabar.. Juara! Indonesia.. Maju!” begitu semangat yang digelorakan Kepala BBGP Jabar, M. Hartono, S.H., M.Ed.

Orientasi Pendampingan PSP Angkatan 1 dan Lokakarya Kurikulum 1 PSP Angkatan 2
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui salah satu UPT yaitu Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Barat (BBGP Jabar)

AKSI NYATA KPPD DALAM E-KINERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH
Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat merupakan bagian integral dari Dirjen GTK Kemdikbudristekdikti awal tahun 2024 mempunyai tugas untuk