Satu dari 3 orang anak di Indonesia Mengalami Beban Ganda Gizi
9 October 2018

Jakarta (9/10), #sahabatluarbiasa, Stunting merupakan kata yang baru kita dengar akhir-akhir ini. Beberapa Kementerian telah memulai kerja terkait Stunting sejak tahun 2017 lalu sesuai dengan amanat Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017. Sebenarnya apakah itu Stunting? Saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah tingginya angka anak balita pendek (Stunting). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37,2 % sementara Pemantauan Status Gizi Tahun 2016, mencapai 27,5 %. Batasan WHO menyebutkan angka normal seharusnya kurang dari 20%. Hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sekitar 8,9 juta anak Indonesia, atau 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting dan lebih dari 1/3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata. Stunting lebih dipahami sebagai kekurangan gizi kronis yang dialami anak-anak kita terutama dimasa 1000 hari pertama kehidupan anak. Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal anak lahir, tetapi stunting baru akan nampak secara fisik setelah anak berusia 2 tahun. Standar ukuran tinggi badan anak sesuai usia anak (standar WHO) menjadi alat ukur apakah anak tergolong dalam kelompok Stunting atau tidak. Hal ini disampaikan oleh Bapak Drs. Sam Yhon, MM
Karya GTK Lainnya

Sepuluh Tahun Lagi, Ribuan Guru Pendidikan Khusus Akan Berkurang
Dalam sepuluh tahun ke depan, ribuan guru pendidikan khusus akan mengalami pengurangan. Hal ini dikarenakan guru-guru tersebut memasuki purna tugas

PENTINGNYA PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR BAGI ANAK AUTIS
Peserta Training of Teachers Trainers for Indonesia Special Education Teacher SEAMEO SEN, Malaka- Malaysia Artikel ini secara umum menyajikan sekilas informasi

ISODEL: Menyiapkan Pendidikan 4.0 untuk Indonesia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) kembali menyelenggarakan International Symposium on